Dari Tual terbang ke Bali. Dulu jual sekarang beli. Itulah pantun
yang tiba-tiba diucapkan seorang tokoh saat berada di dalam lift kantor
pusat Bank Rakyat Indonesia ( BRI ).
Hari itu Direktur Utama BRI , Sofyan Basyir,
menandatangani kontrak pembelian satelit dari perusahaan Amerika
Serikat Space System/Loral, LLC. Satelit itu akan diluncurkan oleh
perusahaan Prancis, Arianespace.
Presiden SBY hadir di acara itu meski tidak memberi pidato sambutan. Saya dan Menkominfo Tifatul Sembiring mendampingi beliau. Banyak pertanyaan wartawan setelah itu: Perlukah BRI beli satelit sendiri? Mengapa dilakukan sekarang ketika mau pilpres?
Saya sudah biasa menerima pertanyaan yang menyelidik seperti itu. Jadi jawabannya pun juga sudah di luar kepala.
Yang paling tahu perlu beli satelit sendiri atau tidak tentu manajemen BRI sendiri. "Kalau Indonesia itu seperti Tiongkok atau India, memang tidak perlu," jawab Sofyan Basyir, Dirut BRI . Dua negara itu berupa daratan (mainland). Komunikasinya bisa lewat kabel.
Tapi Indonesia ini berpulau-pulau, jarak dari barat sampai ke timurnya 5.200 km. Jaringan BRI menyebar ke seluruh pelosok dan ke seluruh pulau.
"Kalau BRI sudah puas seperti ini, juga tidak perlu satelit," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar